Beberapa kali berurusan dengan sekolah adikku sebagai walinya. Saat isi form soal apa pekerjaan wali adikku, maka aku akan menuliskan freelancer. Apa itu freelancer?
Tinggal di daerah pesisir pantai utara Madura memang tidak banyak yang tahu soal freelance. Bagi kebanyakan orang di desaku, aku tidak lebih hanya sebatas pengangguran karena selalu di rumah tanpa ada pekerjaan jelas.
Padahal, kalau mereka mau lihat sebentar saja tumpukkan kerjaanku sehari-hari. Mereka pasti juga merasa mual. Seolah tak habis meski sudah banyak yang terselesaikan.
Tapi tak masalah. Toh freelancer adalah salah satu ide bisnis online yang populer saat ini. Ada banyak keuntungan menjadi freelancer.
Meski begitu, sama dengan bisnis online lainnya, pekerja lepas tidak luput sama risiko dan tantangan. Apa saja? Kita akan membahas semua hal berkaitan dengan apa itu freelancer, termasuk keuntungan, risiko dan tantangannya.
Apa itu Freelancer?
Freelancer adalah pekerja lepas yang menawarkan keterampilan atau jasanya kepada berbagai klien. Mereka bisa bekerja di berbagai bidang seperti penulisan, desain grafis, pengembangan web, konsultasi, pemasaran digital, dan banyak lagi.
Biasanya, freelancer bekerja dari mana saja, kantor, rumah atau sambil jalan-jalan. Misalnya, beberapa waktu lalu, beberapa Blogger IKN meliput bagaimana progres pembangunan ibu kota.
Sehingga, para pekerja lepas akan mengatur jadwalnya sendiri. Biar tetap bisa menikmati me time dan tidak menghabiskan seluruh waktu untuk bekerja.
Keuntungan Menjadi Freelancer
Bicara soal keuntungan sih menurutku yang juga bergelut sebagai pekerja lepas, tidak akan ada habisnya. Nih kusebutin ya, beberapa keuntungan menjadi freelancer, antara lain:
1. Kebebasan Waktu dan Tempat
Enaknya menjadi pekerja lepas tuh ya gitu. Kita bisa bekerja kapanpun kita mau. Mau kerja di mana juga bebas saja. Di cafe, rumah atau bahkan di kendaraan pun jadi.
Pastikan saja kita punya koneksi internet yang bagus. Biar tidak ada kendala saat mencari referensi atau submit kerjaan pada klien.
2. Kontrol Penuh atas Proyek
Tidak seperti saat bekerja full time di perusahaan, kita punya banyak sekali tugas dan tanggung jawab yang sudah ada standar operasionalnya. Pekerja lepas punya kendali penuh atas proyek yang kita pilih.
Ibarat kata nih. Kita bisa leluasa menyeleksi klien dan proyek apa yang akan kita kerjakan. Pastinya, kita akan memilih yang sesuai dengan minat dan keahlian kita.
Influencer Balikpapan misalnya. Mereka bisa memilih kerjaan untuk mereview restoran yang ada di Balikpapan dan lain sebagainya. Tinggal sesuaikan sama niche mereka. Apakah foodies, beauty atau lifestyle.
3. Potensi Penghasilan yang Tak Terbatas
Tidak bisa kupungkiri, menjadi pekerja lepas tuh tidak punya jaminan atas pendapatan tetap. Hanya saja, kita selalu punya potensi untuk menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada pekerjaan konvensional.
Kita hanya perlu memiliki kemampuan untuk mengelola banyak klien dan proyek. Selain itu, upaya meningkatkan skill juga bisa berbanding lurus sama peningkatan pendapatan lho.
Jangan heran bila pendapatan seorang freelancer bisa melebihi orang-orang yang punya gaji dan pekerjaan tetap!
4. Peluang untuk Mengembangkan Keterampilan
Sebagai seorang pekerja lepas, kita pasti menghadapi beragam proyek yang menantang. Bukan masalah sih. Menurutku, malah akan sangat menguntungkan. Kenapa?
Semua proyek itu bisa membantu kita dalam mengembangkan keterampilan dan memperluas pengetahuan di berbagai bidang.
Jadi, daripada merasa terbebani menghadapi proyek yang bukan di bidang kita. Mending kita merasa tertantang dan belajar atau mau upgrade skill untuk menyelesaikan proyek dengan baik.
5. Keseimbangan Kehidupan Pekerjaan dan Pribadi
Keuntungan freelancer lainnya yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita bisa menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan pribadi. Bagaimana ceritanya?
Menjadi seorang pekerja lepas sudah pasti tidak punya jam kerja khusus. Harus masuk jam berapa? Pulang jam berapa? Apakah harus kerja lembur?
Jam kerjanya lebih fleksibel. Kita bisa menyelesaikan pekerjaan rumah dulu sebelum menyelesaikan proyek. Atau nungguin anak-anak tidur dulu baru fokus menyelesaikan tulisan. Bebas.
Makanya, kehidupan pekerjaan dan pribadi bisa balance. Tanpa ada yang mendominasi. Sayangnya, menjadi freelancer tidak hanya ada sisi positifnya saja. Risiko dan tantangannya pun ada.
Risiko dan Tantangan Menjadi Freelancer
Segala sesuatu di dunia ini selalu punya dua sisi. Positif dan negatif. Dalam hal ini, kita menyebutnya keuntungan menjadi pekerja lepas dan risiko atau enaknya bilang tantangan menjadi freelancer.
Memang apa saja sih risiko atau tantangan menjadi pekerja lepas? Kita akan membahasnya di sini!
1. Pendapatan yang Tidak Stabil
Tidak bisa kita pungkiri. Pekerja lepas bukan seorang pekerja kantoran yang jelas apa saja jobdesk dan berapa penghasilannya.
Kita tidak selalu mendapat klien atau proyek dengan jumlah yang sama dari waktu ke waktu. Kadang banyak. Seringnya ya banyak sekali. Optimis gitu lho!
Oleh karena itu, penting sekali mempelajari dan menerapkan manajemen keuangan yang baik. Biar pendapatan kita tidak habis untuk hal yang sia-sia.
Kalau bisa ya, simpan sebagian pendapatan dalam bentuk investasi yang sesuai dengan profil risiko kita.
2. Tidak Ada Manfaat Karyawan
Apa saja manfaat karyawan? Biasanya, menurut pengalamanku bekerja di perusahaan swasta, karyawan mendapatkan fasilitas atau manfaat berupa asuransi kesehatan, cuti berbayar dan pensiun.
Ada juga lho perusahaan yang memberikan manfaat karyawan berupa tunjangan perumahan dan makan siang. Biasanya dalam bentuk uang atau katering makan siang.
Pekerja lepas tidak mendapatkan semua manfaat karyawan itu. Makanya, kalau kalian memilih untuk menjadi seorang freelancer, kalian harus mengurus semuanya secara mandiri.
3. Kurangnya Struktur dan Motivasi
Penyakitnya seorang pekerja freelance tuh ya (sesuai pengalaman pribadi nih), biasanya adalah soal kedisiplinan. Tidak ada struktur atau jam kerja yang jelas membuat kita bekerja sesuka hati.
Singkatnya, kadang malas, seringnya rajin tapi kedistrak sama banyak hal. Apalagi kalau sudah berkeluarga dan memiliki anak. Yang anak minta mainlah. Suami minta makanlah. Ada saja pokoknya. Belum sama keinginan scrolling medsos dan rebahan. Paket lengkap sudah.
Sehingga, penting sekali bagi seorang pekerja freelance punya motivasi yang tinggi dan kemampuan manajemen waktu yang baik. Biar tetap produktif.
4. Tantangan dalam Mencari Klien
Setelah menggeluti dunia freelancing selama beberapa waktu belakangan ini, aku menyadari bahwa mencari klien baru tidaklah mudah.
Bukan hanya itu sih. Begitu dapat klien, mempertahankannya untuk tetap selalu bekerja sama dengan kita juga perkara rumit.
Tidak hanya harus bersikap baik dan profesional. Kita pun harus terus meningkatkan keterampilan dan memperluas jaringan. Intinya, penting banget untuk selalu menambah pertemanan di lingkungan freelancing.
5. Ketidakpastian dalam Pekerjaan
Proyek yang ada untuk pekerja lepas mungkin tidak selalu sesuai sama keinginan atau keahlian kita. Misal, kitanya fokus membuat konten tentang kecantikan. Eh ada pitch di bidang keuangan.
Tentu saja, kita bisa tidak ikut serta dalam proyek tersebut. Tapi, kalau kita memang mau berpartisipasi, ya harus mau riset dan belajar tentang proyek tersebut.
Pokoknya, kalau kubilang sih, kita harus siap menghadapi ketidakpastian tentang apapun, baik dalam hal jenis pekerjaan dan durasi proyeknya.
Kesimpulan
Menjadi seorang freelancer menawarkan kebebasan dan fleksibilitas yang tidak dimiliki oleh pekerjaan konvensional. Dengan kebebasan ini, kita bisa bekerja dari mana saja dan mengatur waktu sendiri.
Namun, freelancing juga punya risiko seperti pendapatan yang tidak stabil, kurangnya manfaat karyawan, dan tantangan dalam mencari klien.
Jika kalian tertarik untuk menjadi freelancer, penting untuk mempertimbangkan segala hal, baik keuntungan maupun risikonya. Ingatlah dengan perencanaan yang baik dan disiplin, freelancing bisa menjadi pilihan karir yang memuaskan dan menguntungkan lho. Coba deh cari tahu apa saja sih skill pekerja freelance yang harus kita miliki?
Siap gak siap kalau jadi freelance itu kudu tahan banting saat gak ada job sama sekali. Sebaliknya saat full job kudu bisa hemat, jangan maruk
Itu menurut saya sih
Iya benar kak, pendapatan yang gak stabil ini membuat freelancer kudu cerdas mengatur keuangannya. Karena gak bisa prediksi kapan fee datangnya gede maupun sebaliknya
Enak ngga enak sih ya jd freelancer. Emg kita bebas nentuin wkt kapanpun utk kerja. Tp ya kdg ga semangat krn kita ga seruangan spt kerja kantoran/lapangan. Jd kyk kurang motivasi aja gt.
Enaknya ya kalo lg banyak job dan bayarannya lumayan. Plus kita bebas ngerjain drmana aja. Enaknyaaa. Sampe dibilang piara tuyul deh. Wkwk.
Tantangan freelancer ini lumayan banyak ya, apalagi manajemen waktunya, secara kerjanya juga kan bebas mau dikerjakan kapan yang penting DL tercapai. Selain itu pertimbangan lainnya pun banyak juga ya
Masing-masing pekerjaan pastinya ada plus minusnya, ya kayak freelance gini nih. Makanya paling enak sih kerja juga nyambi freelance juga. Namun pastinya memiliki konsekuensi yang lebih tinggi, mulai dari manajemen waktu yang baik, hingga manajemen stress 😬
Di rumah aja selalu dikira pengangguran, padahal kalau mau tahu pekerjaan sesungguhnya juga sama aja seperti pekerja pada umumnya. Aku juga sering dikira nggak kerja, padahal hari-hariku morat marit antara jadi IRT dan freelancer, hehe. Fleksibilitas jam kerja freelancer menurutku jadi keuntungan sendiri sih, kita yang menentukan secara penuh, cuman ya gitu job nya kan nggak setiap hari ada ya.
Begitulah nasib freelance. Dikira pengangguran. Giliran belanja, ditanya uangnya darimana. Giliran ada teman ya datang, dikira deb kolektor hahaha. Dan rata-rata orang kampung masih kurang jauh pemikirannya. Yang kerja itu hanya orang yang senin-jumat atau sabtu kerja. Minggu di rumah.
Dan memang freelance juga ada enak dan ga enaknya. Kalau saya memang merasakan penghasilan yang tak menentu. Jadi harus putar otak hahaha. Tapi memang harus selalu banyak besyukur.
Jaman sekarang kerja tidak harus jadi orang kantoran yang pergi pagi pulang petang. Ke anak saya pun, yang sekarang sudah semester 5, tidak saya paksakan untuk jadi pegawai kok nantinya. Bahkan saya minta dia untuk belajar jadi freelancer yang bisa bekerja secara remote.
Nge blog itu termasuk freelancer nggak sih? Tapi aku lebih suka menyebutnya sebagai solo karir wkwkwkw. Maksudnya kalau nggak kerja ya nggak dapet duit, eh ini istilah bercandaanku saja ya.
Setuju sih enaknya jadi freelancer itu bisa lebih fleksibel urusan waktu, enggak enaknya soal pendapatan yang enggak pasti. Semangat buat kita…
Memang sih tidak ada manfaat karyawan yang bisa didapat, tapi ketika freelancer berhasil mendapatkan pekerjaan secara maksimal, maka dana yang didapatkan itu terkadang melebihi nilai yg dicapai oleh seorang karyawan.
Pengalamanku sebagai freelancer, sering diomongin nggak enak oleh teman-teman yang orang kantoran (kebanyakan asn) karena jarang bisa ikut ngumpul kalau ada acara saat wiken. Lah gimana, ada jobnya wiken. Coba kalau gantian aku ngajak ngumpul pas weekdays, bisa nggak? :))
Pekerjaan freelancer ini menjadi sebuah kemudahan tersendiri bagi yang bisa memaksimalkan teknologi digital. Meski mungkin pendapatannya jadi kurang bisa diandalkan, tapi dari segi fleksibilitas waktu, memungkinkan untuk terus belajar dan berkembang.
Jadi paham banget kenapa banyak orang tertarik jadi freelancer. Fleksibilitasnya itu lho yang bikin betah. Tapi, kayaknya mengatur waktu sendiri itu tantangan tersendiri ya? Ternyata enggak semudah yang dibayangkan. Masalah keuangan yang tidak stabil itu yang paling bikin khawatir.