Tantangan Bisnis Fashion Lokal Versus Brand Internasional

tantangan bisnis fashion lokal
Home » Blog » Bisnis » Tantangan Bisnis Fashion Lokal Versus Brand Internasional

Industri fashion di Indonesia sedang berkembang pesat. Salah satu tandanya adalah dengan munculnya berbagai merek lokal yang menawarkan produk berkualitas.

Namun, di tengah geliat tersebut, para pelaku bisnis fashion lokal menghadapi tantangan berat, terutama gempuran brand Internasional yang aksesnya semakin mudah.

Tantangan bisnis fashion lokal mulai dari persaingan harga, kualitas sampai kaitannya dengan teknologi. Kebanyakan pelaku bisnis fashion lokal belum memikirkan soal teknologi.

Gimana? Apa kalian Mau Tahu Apa saja kesulitan bisnis fashion lokal di tengah gempuran brand Internasional? Simak artikel ini hingga akhir ya!

Tantangan Bisnis Fashion Lokal

Dalam sebuah bisnis, kayak bisnis fashion, permasalahan yang terjadi bukan hanya urusan marketing saja. Tapi, bagaimana menghadapi tantangan yang datang bersamaan dengan kompetitor.

Sayangnya, bisnis fashion lokal harus bersaing juga dengan brand Internasional yang terkenal. Kalau dulu sih, kita akan sulit mengakses produk fashion dari luar. Beda cerita lagi kalau sekarang.

Bicara soal bisnis fashion, ada lho satu drama Korea tentang itu. Kalau tidak salah judulnya Cheongdam-dong Alice. Coba dah cari Ulasan Ending Drama Korea tentang itu!

Makanya, kali ini aku mau bahas soal tantangan-tantangan dalam bisnis fashion lokal dan beberapa strategi yang bisa kita implementasikan untuk menghadapinya.

1. Persaingan Harga dan Kualitas

Salah satu tantangan terbesar adalah persaingan harga. Brand internasional, terutama yang berasal dari negara-negara dengan biaya produksi rendah, seringkali menawarkan produk dengan harga yang lebih terjangkau.

Hal ini memaksa brand lokal untuk berjuang keras dalam menentukan harga yang kompetitif tanpa mengorbankan kualitas.

Selain itu, kualitas juga menjadi faktor penting. Konsumen Indonesia sekarang semakin cerdas dan kritis dalam memilih produk. Mereka tidak hanya melihat merek, tetapi juga kualitas bahan, jahitan, dan detail lainnya.

Brand lokal harus mampu membuktikan bahwa produk mereka punya kualitas yang setara atau bahkan lebih baik dari brand Internasional.

Dalam sebuah artikel yang tayang di website ekonomi.espos.id, Wahyu Wiji Nugroho, pemilik merek sepatu lokal Pro Warrior Shoes, menyebutkan bahwa banyaknya produk China yang menawarkan harga lebih murah daripada produk lokal menjadi tantangan tersendiri.

2. Brand Awareness dan Citra Merek

Brand internasional umumnya memiliki modal yang lebih besar untuk melakukan promosi. Mereka juga melakukan teknik pemasarannya secara masif.

Hal ini membuat konsumen lebih mudak mengenal dan mengingat mereka. Sementara, brand lokal seringkali memiliki keterbatasan anggaran untuk kegiatan promosi.

Selain itu, citra merek juga menjadi faktor penting. Kayaknya sudah bukan rahasia umum lagi kalau konsumen seringkali mengasosiasikan brand internasional kualitas, prestise, dan tren terkini.

Hal ini menciptakan persepsi di benak konsumen bahwa produk brand internasional lebih unggul. Bukan begitu, Gaes?

Sedangkan, brand lokal harus bekerja keras untuk membangun citra merek yang kuat dan meyakinkan konsumen bahwa produk mereka juga berkualitas dan layak untuk konsumen beli.

3. Akses ke Sumber Daya dan Teknologi

Brand internasional umumnya memiliki akses yang lebih mudah ke sumber daya, baik bahan baku maupun teknologi produksi. Hal ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang konsisten dan efisien.

Sementara itu, brand lokal seringkali menghadapi kesulitan dalam mengakses bahan baku berkualitas dengan harga yang terjangkau, serta teknologi produksi yang modern.

4. Perubahan Tren dan Selera Konsumen

kesulitan bisnis fashion lokal
kesulitan bisnis fashion lokal adalah perubahan tren yang dinamis

Industri fashion sangat dinamis dan tren bisa berubah dengan cepat. Brand internasional umumnya lebih cepat dalam mengadopsi tren terbaru dan menghadirkan produk yang sesuai dengan selera konsumen.

Sementara itu, brand lokal seringkali membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan perubahan tren.

Dalam hal ini, sangat penting menekankan bahwa pelaku bisnis lokal harus lebih fleksibel dalam menghadapi perubahan tren fashion. Bisnis harus tangkas menyiasati perubahan ini agar tidak tertinggal dan kehilangan pelanggan.

5. Gempuran Produk Impor dan Thrifting

Maraknya impor produk fashion, baik legal maupun ilegal, serta fenomena thrifting atau jual beli pakaian bekas impor, juga menjadi tantangan bagi brand lokal.

Produk impor seringkali menawarkan harga yang lebih murah, sementara thrifting menawarkan alternatif bagi konsumen yang mencari produk vintage atau branded dengan harga miring.

Di dekat rumahku tuh ada yang menjual produk fashion thrifting. Harganya murah dengan beragam model yang fashionable.

Bahkan ya, aku pernah nonton Variety Show Korea. Terus ada baju yang kusukai juga tersedia di sana. Keren kan?

Ibaratnya tuh begini, sama kayak yang tertulis dalam salah satu artikel di website era.id, industri fashion lokal harus berjuang melawan “penjajah” yang berasal dari produk impor busana luar negeri. Apalagi saat ini sedang marak istilah  thrifting.  

6. Kurang Fasih Akan Teknologi dan Inovasi Terbaru

Di era digital saat ini, teknologi dan inovasi memegang peranan penting dalam bisnis, termasuk fashion. Kita mungkin bisa menjalankannya dalam bisnis online.

Brand internasional umumnya lebih adaptif sama kemajuan teknologi dan inovasi terbaru, seperti e-commerce, media sosial, dan artificial intelligence.

Sementara itu, beberapa brand lokal mungkin masih kurang fasih dalam memanfaatkan teknologi dan inovasi tersebut.

Salah satu artikel di Moka Blog juga menyoroti pentingnya bagi pebisnis fashion untuk tidak hanya menjual produk dan jasa, tetapi juga experience yang unik dan berbeda demi merebut perhatian pelanggan. Hal ini tentu membutuhkan pemanfaatan teknologi dan inovasi.

Terus, apa kalian Mau Tahu Apa strategi untuk menghadapi semua tantangan tersebut? Yuk lanjut baca artikelnya!

Strategi Menghadapi Tantangan Bisnis Fashion Lokal

Meskipun menghadapi tantangan yang berat, brand fashion lokal juga punya potensi besar untuk berkembang kok. Berikut beberapa strategi yang bisa kita implementasikan sebagai pelaku bisnis fashion lokal, antara lain:

  1. Fokus sama kualitas dan keunikan. Iya. Brand lokal harus fokus pada kualitas produk dan menciptakan desain yang unik serta berbeda dari brand internasional.
  2. Membangun brand storytelling yang kuat. Coba deh ceritakan kisah di balik brand dan produk! Hal ini bisa lho membangun koneksi emosional dengan konsumen.
  3. Maksimalkan penggunaan platform digital, kayak media sosial, e-commerce, dan platform digital lainnya untuk menjangkau konsumen yang lebih luas.
  4. Berkolaborasi dengan pihak lain, seperti desainer, influencer, atau brand lain sehingga bisa meningkatkan visibilitas dan memperluas jaringan.
  5. Mengutamakan layanan pelanggan yang prima untuk membangun loyalitas pelanggan.
  6. Mengadopsi strategi pemasaran yang kreatif dan inovatif. Apalagi bila hanya punya budget yang terbatas. Brand lokal harus kreatif dalam melakukan pemasaran, misalnya dengan memanfaatkan user-generated content atau mengadakan event-event yang menarik.
  7. Mengutamakan keberlanjutan (Sustainability). Isu keberlanjutan semakin penting bagi konsumen. Brand lokal bisa memanfaatkannya dengan menawarkan produk yang ramah lingkungan.

Dengan menerapkan strategi yang tepat, brand fashion lokal bisa kok bersaing dengan brand internasional dan meraih kesuksesan di pasar domestik maupun internasional.

Kesimpulan

Pelaku bisnis fashion lokal tentu sangat memahami perihal tantangan bisnis fashion lokal di tengah gempuran brand Internasional sekarang ini. Kesulitan bisnis fashion lokal tersebut meliputi beberapa hal, sebagai berikut:

  1. Persaingan harga dan kualitas produk.
  2. Brand awareness dan citra merek.
  3. Akses ke sumber daya dan teknologi.
  4. Perubahan trend dan selera konsumen.
  5. Gempuran produk thrifting.
  6. Kurang fasih akan teknologi dan inovasi.

Meski begitu, bukannya pelaku bisnis fashion lokal tidak bisa memikirkan beragam strategi untuk menghadapi tantangan tersebut ‘kan?

Kalian bisa mencari artikel bisnis lainnya di website ini lho. Atau kalian bisa menuliskan di kolom komentar tentang informasi apa yang kalian cari! Nanti akan kubagikan informasi tersebut di artikel selanjutnya! Semoga bermanfaat!

9 pemikiran pada “Tantangan Bisnis Fashion Lokal Versus Brand Internasional”

  1. Aku lebih pilih brand fashion lokal untuk baju,,,karena pilihan baju muslim lokal tuh cakep-cakep dan kekinian modelnya saat ini. Kalau untuk anak-anakku karena mereka sudah kuliah dan SMA jadi udah punya pilihan sendiri, memang banyakan brand fashion luar pilihannya, sebab memang dari kualitas sering lebih oke, sehingga awet dipakai.
    Setuju, dengan menerapkan strategi yang tepat, brand fashion lokal bisa saja bersaing dengan brand internasional dan meraih kesuksesan di pasar domestik maupun internasional. Aku

    Balas
  2. Persaingan dengan brand internasional memang nggak mudah, terutama soal harga dan kualitas. Tapi, dengan strategi yang tepat, brand lokal pasti bisa bersaing dan bahkan unggul. Semangat terus untuk para pelaku bisnis fashion lokal!

    Balas
  3. Thrifting fashion impor udah dilarang bukan sih, di zaman Pak Jokowi kemarin? Menurutku, soal kualitas bisa diadu lah. Cuma emang masalah branding dan strategi ini yang perlu terus belajar

    Balas
  4. Setuju, konsumen Indonesia semakin cerdas
    Paling tidak begitulah kesimpulan yang saya dapat dari obrolan bareng gen Z
    Mereka kan calon konsumen potensial di masa datang

    Mereka memilih brand lokal karena selain harganya terjangkau, juga kualitasnya terjamin

    Balas
  5. Kalau udah ada tren yang berubah memang perlu diupdate segera. Istilahnya biar gak terlalu ketinggalan dari sebelah. Di sini kudu gercep bertindak

    Balas
  6. Dengan hancurnya industri tekstil kita, sebenarnya ini juga sedikit banyak berpengaruh pada perkembangan industri fashion lokal juga. Semoga makin mampu bersaing dengan brand internasional dan jadi raja di negeri sendiri.

    Balas
  7. Membangun brand fashion lokal itu ternyata nggak mudah ya, banyak banget strategi yang perlu dipelajari. Apalagi di era digital seperti sekarang, dimana tenaga pemasaran juga merambah via live shopping

    Balas
  8. Gempuran barang import yang murah meriah ini harus segera ditangani pemerintah dan jajarannya dengan baik dan adil. Gimana pun masyarakat maunya emang yang murah-murah. Dan ironisnya di lapangan meskipun pelaku bisnis fashion lokal berusaha berinovasi namun pada akhirnya banyak juga yang gulung tikar karena kalah saing

    Balas
  9. Kalau nonton varshow tuh selalu kagum karena artis-artis korea beneran nerapin thrifting.
    Selain bisa dapetin harga oke, juga dapet barang-barang branded dengan kualitas yang masih cakep punya. Beneraan yaa.. tantangan banget buat bisnis fashion lokal. Kudu terus inovasi dan membaca kesukaan serta kebutuhan market.

    Balas

Tinggalkan komentar